Penyebab Gagalnya Dakwah : Israaf (Berlebihan)

Oleh Dr. Sayyid Nuh

Israf mempunyai makna melakukan sesuatu, tetapi tidak dalam rangka ketaatan, atau boros dan melampui batas. (kitab al-Qumus al-Muhiith, 3/15). Tetapi, israaf ialah penyakit rohani berupa perbuatan yang melampui batas kewajaran, baik dalam hal makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan lai sebagainya.

Faktor-Faktor Penyebab Israaf

Pertama, latar belakang keluarga. Sikap israaf dapat timbul akibat pengaruh situasi dan kondisi serta latar belakang keluarga. Seseorang yang dibesarkan disebuah lingkungan keluarga yang diwarnai oleh sikap senang berlaku israaf dn berfoya-foya , maka kmungkinan besar dirinya akan tertulari oleh penyakit itu, kecuali mereka dikasihi oleh-Nya. Seorang penyair melukiskan fenomena tersebut dalam untaian syairnya seperti :
“Seseorang akan tumbuh berkembang, sebagaimana yang dibiasakan oleh orang tuanya”. Baca lebih lanjut

Injil Mathius, PKS, dan Nawaqidhul Iman: Mencermati Tanda-Tanda Akhir Zaman

Ruangan rapat mendadak heboh, seluruh anggota DPR terbelalak. Baru kali ini mereka mendengar ada anggota DPR dari partai Islam mengutip ayat injil tentang anak sebagai bukti bahwa partai tersebut tidak berideologi ekslusif.

Sontak hal itu menimbulkan polemik. Keheranan pun menyusul dari sebagian umat muslim terhadap sepak terjang PKS yang didirikan dulunya untuk teguh memegang ajaran Islam.

Adalah Ustadz Nasir Djamil, anak muda dari Nangroe Aceh Darussalam tersebut yang menjadi newsmaker PKS kali ini. Kejadian itu bersamaan ketika pembacaan pandangan fraksi-fraksi di Komisi Hukum DPR terhadap RUU Peradilan Anak, Senin (28/3/2011).

Ustadz Nasir Djamil sebagai Juru Bicara Fraksi PKS menyampaikan pokok pikiran Fraksi PKS, sempat mengutip al-Kitab Mathius: “Perlakuan terhadap anak-anak menjadi cerminan kesetiaan umat Kristiani terhadap Tuhan sebagaimana dalam Mathius 18 ayat 5,”. Baca lebih lanjut

Eugène Pottier dan Esensi Lagu Internasionale

OLEH RAMIDJO TRIKOYO**

Dengan membaca tulisan Lenin “Eugène Pottier”, kita mengetahui penyair sajak “Internasionale” adalah seorang anggota Komune Paris. Sajak itu dipilih oleh 3.352 suara dari sejumlah 3.600 suara pemilih. Lewat tulisan itu kita menjadi tahu penyair buruh Eugène Pottier menciptakan sajak “Internasionale” pada saat sebulan sesudah terjadinya peristiwa berdarah bulan Mei 1871, atau menurut Lenin, “boleh dikata, bahwa esok hari sesudah kekalahan bulan Mei yang berdarah . . .” Tetapi, Pottier, putra terbaik proletartiat Perancis yang pada tahun 1848 sudah ikut serta dalam pertempuran besar kaum buruh melawan borjuasi, dengan sajak “Internasionale”nya bukan meratapi kekalahan bulan Mei. Sebaliknya, ia melihat kebesaran Komune Paris – kekuasaan diktator proletariat yang pertama di dunia – yang mampu bertahan selama 72 hari. Dengan optimisme revolusioner, ia memandang ke depan. Baca lebih lanjut

Pelurusan Sejarah Tahun 1965 Yang Tersembunyi – Sisi lain Sejarah 1965 Dimata Sejarawan Belanda

Oleh Prof. Dr. W.F. Wertheim

Para hadirin yang terhormat!Saya minta ijin untuk, sebelum mencoba memberi analisa tentang
peristiwa 1965, lebih dahulu menceritakan bagaimana terjadinya bahwa saya, walaupun  mata pelajaran saya sosiologi, lama kelamaan mulai merasa diri sebagai pembaca suatu detective story yang cari pemecahan suatu teka-teki.

Dalam tahun 1957 saya bersama isteri saya mengajar sebagai guru besar tamu di Bogor. Saya pernah bertemu dengan ketua PKI Aidit dan beberapa tokoh lain dalam pimpinan partai. Aidit menceritakan tentang kunjungannya ke RRC, baru itu; dari orang lain saya dengar bahwa Mao Zedong bertanya pada Aidit: “Kapan kamu akan mundur ke daerah pedesaan?” Ucapan itu saya masih ingat waktu dalam tahun 1964 saya terima kunjungan di Amsterdam dari tokoh terkemuka lain dari PKI, Nyoto, yang pada waktu itu ada di Eropa untuk menghadiri suatu konperensi di Helsinki. Baca lebih lanjut

Karl Marx: Tokoh Yang Tidak Bisa Mengurus Diri Sendiri, Tapi Ingin Mengatur Masyarakat

Janggutnya tebal. Tubuhnya tambun. Ia berikrar agama adalah candu, bahkan benalu. Kendati demikian, ia dipuja sekaligus dibenci. Meski tuhan baginya hanya iming-iming bagi orang sulit. Iya, dia memang kesal terhadap Agama. Dengan mata kepala sendiri, ia menyaksikan kepengecutan ayahnya sebagai pendeta Yahudi yang menarik kata-kata dalam khotbahnya di bidang reformasi politik hanya karena takut dikucilkan sebagai bangsa Yahudi.Adalah Karl Marx, pengusung sejati komunis itu yang sudah bak dewa bagi anak-anak kiri. Nama Karl Marx memang tidak asing di telinga kita. Ia banyak disorot pasca pemikiran-pemikirannya di bidang sosiologi, ekonomi, dan politik menjadi diktat wajib untuk dipelajari di kampus-kampus. Bukunya seperti Das Kapital dan Manifesto Komunis laris manis di pasaran dan coba diterapkan di masyarakat.

Akan tetapi, dibalik pemujaan bahkan kultus bagi generasi muda dunia terhadap diri seorang tokoh atheis tersebut, ada sekelumit catatan hitam dari pengalaman pribadi Marx yang jarang diketahui banyak orang. Kita hanya ingin bertanya: Betulkah Marx bisa mengurus masyarakat sedangkan ia tidak bisa menyelesaikan problem justru di kelompok terkecil dalam masyarakat: Keluarga! Baca lebih lanjut

Ada Bintang David di Logo Terbaru UIN Sunan Gunung Djati Bandung?

Setelah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merubah logonya dengan menggusur gambar Kitab Suci Al Qur’an dengan tampilan menyerupai Hexagram atau Bintang David, kini UIN Sunan Gunung Djati Bandung seperti mengikuti jejak koleganya di Jakarta.

Bahkan logo terbaru kampus yang terletak di kawasan Cibiru tersebut tampil dengan gambar menyerupai Bintang David yang lebih vulgar ketimbang UIN Jakarta. Analisa ini bukan untuk memvonis bahwa logo terbaru UIN Bandung pasti terkait misi Zionisme. Tidak sama sekali, karena di situs UIN Bandung sendiri dijelaskan bahwa makna Bintang Bersegi Enam Warna Putih pada lambangnya dimaksudkan sebagai “Ayat-ayat Kauniyah” yang harus digali, dikelola, dan dikembangkan oleh manusia, serta dibimbing oleh wahyu untuk mewujudkan manusia sebagai khalifah di muka bumi yang bertugas untuk memakmurkan alam, dan sekaligus melambangkan “Rukun Iman”. Wallahua’lam.

Namun kita patut menyayangkan terjadinya hal ini dan mencoba bersikap khusnudzan bahwa pihak UIN khilaf atas terjadinya “kecelakaan” pada logo barunya tersebut. Baca lebih lanjut

MUNGKINKAH ISLAM KAAFAH DAPAT TEGAK DIBAWAH PENGUASA KAFIR ?

Kita sudah sama-sama mafhum dengan firman Alloh yang berbunyi :

208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. 2:208)

 Ayat tersebut diatas adalah berupa perintah yang menggunakan uslub fi’il Amr (kata perintah) dan didahului dengan harfu nida (kata seruan) tertuju wabil khusus kepada orang-orang yang beriman. Baca lebih lanjut

Dapatkah Perjuangan Islam Melalui Parlemen???

Untuk menjawab pertayaan ini, ada baiknya saya ajukan terlebih dahulu sebuah pertanyaan pula “Dapatkah anda membuktikan/memberikan contoh perjuagan Islam dengan jalan Parlementer dapat berhasil sampai berlakunya syari’at Islam bagi kaum muslimin ?”

Saya persilahkan kepada anda yang berparlemen untuk menjawabnya…..!!!

Mungkin yang membingungkan kita adalah karena banyak kalangan pemuka atau ulama Islam yang memilih jalan ini untuk mewujudkan cita-cita menegakkan Islam. Namun sejarah mencatat nasib yang mereka alami tidak jauh berbeda antara satu Negara dengan Negara lainnya. Mereka menghadapi orang-orang yag tidak jujur dalam berpolitik. Baca lebih lanjut

HQ : Belajar Sejarah itu Mencerdaskan

Secara sederhana, kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar tentang, belajar dari, memahami, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kemampuan umum ini terdiri dari sejumlah kemampuan khusus, yang meliputi kemampuan khusus ini adalah: (1) Adaptasi ke lingkungan baru atau perubahan dalam lingkungan saat ini (2) Kapasitas pengetahuan dan kemampuan untuk memperolehnya (3) Alasan dan kemampuan untuk berpikir abstrak (4) Kemampuan untuk memahami hubungan (5) Kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai (6) Kemampuan untuk berpikir produkti. (ref) Baca lebih lanjut

Perang Banjar

Campur Tangan Belanda dalam Kekuasaan Kesultanan Banjar

Sultan Tahmidillah I (1778 – 1808) mempunyai anak tiga orang, yang berhak menggantikannya sebagai sultan, yaitu Pangeran Rahmat, Pangeran Abdullah dan Pangeran Amir. Dalam perebutan kekuasaan, Pangeran Nata salah seorang saudara Sultan Tahmidillah I, berhasil membunuh Pangeran Rahmat dan Abdullah. Keberhasilan ini disebabkan bantuan Belanda yang diberikan kepada Pangeran Nata. Oleh karena itu Pangeran Nata diangkat oleh Belanda menjadi sultan dengan gelar Sultan Tahmidillah II. Baca lebih lanjut